Konflik Antar pssi dan kpsi

PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Salah
satu cabang olah raga yang banyak di
gemari di Indonesia adalah sepak bola, sepak bola di Indonesia cukup membuahkan hasil prestasi
yang gemilang di era tahun 1960 – 1970, Indonesia dikenal sebagai Macan Asia
pada masa ke-emasan sepakbolanya, bukan saja di regional Asia Tenggara, tetapi
juga hingga Asia, bahkan menembus perebutan jatah 16 besar menghadapi Rusia,
Dari tahun
ke tahun hingga sekarang perkembangan sepak bola di Indonesia mengalami
fluktuasi dan bahkan mengalami minim nya prestasi.
Masuk nya
dunia politik di bidang sepak bola sangat berpengaruh pada prestasi persepak
bolaan di Indonesia, yang mengakibatkan perpecahan organisasi persatuan sepak
bola seluruh Indonesia (PSSI).
B.
Landasan masalah
Terjadinya
perpecahan di organisasi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi
permasalahan yang sangat vital, permasalahan yang belum dapat di selesaikan
oleh pihak terkait, sehingga persepak bolaan di Indonesia terancam sanksi dari
induk organisasi sepak bola dunia Federation International Football Association
(FIFA).
POKOK
PERMASALAHAN
Ketua umum
Saat ini, masa jabatan Ketua Umum
PSSI adalah 4 tahun. Berikut adalah daftar Ketua Umum PSSI:
Kontroversi
PSSI pada
masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki
beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid
memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum
meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua
Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya Liga Primer Indonesia.
Kasus korupsi Nurdin Halid
Pada 13
Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak
pidana korupsi dalam pengadaan minyak goring. Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang
pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi
sepakbola nasional.Karena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari
berbagai pihak; Jusuf Kalla (Wakil
Presiden RI saat itu), Ketua KONI, dan bahkan FIFA menekan Nurdin untuk mundur.FIFA bahkan mengancam
untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang
ketua umum.Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya
sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji
penjara. Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang
sebelumnya berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal"
(bahasa Inggris: “They...,
must not have been previously found guilty of a criminal offense....")
diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have
been previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang
dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (bahasa Inggris: "...
must not found guilty of a criminal offense..."). Setelah masa
tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI.
Reaksi atas Liga Primer Indonesia
Liga
Primer Indonesia, disingkat LPI
(bahasa Inggris: Indonesia Premier
League) adalah kompetisi sepak
bola antar klub di Indonesia yang
diselenggarakan pada 2011. LPI dimulai pada 8 Januari 2011 dan selesai pada
bulan Mei 2011 setelah menyelesaikan putaran pertama kompetisi. LPI
diselenggarakan oleh Konsorsium PT Liga Primer Indonesia yang dimotori oleh
pengusaha Arifin
Panigoro dan tidak berafiliasi dengan PSSI, sehingga
menjadi ajang tandingan terhadap Liga Super Indonesia (LSI) yang
diselenggarakan oleh PSSI. Seiring dengan kisruh di tubuh PSSI dan dibentuknya
Komite Normalisasi (KN) PSSI oleh FIFA, KN
kemudian memutuskan untuk mengakui secara resmi LPI sebagai liga yg berjalan di
bawah pengawasan PSSI.LPI berakhir setelah menyelesaikan putaran pertama
kompetisi dan klub-klub LPI kemudian bergabung ke dalam klub-klub LSI untuk
bermain dalam Liga Prima Indonesia.
Dasar
hukum
PSSI menganggap penyelenggaran LPI
ilegal karena tidak memiliki izin dari asosiasi sepakbola tersebut.Akan tetapi
pihak LPI menyatakan bahwa penyelenggaraan LPI tidak melanggar hukum karena
sesuai dengan rekomendasi Kongres Sepak Bola Nasional yang dilaksanakan di Malang pada Maret
2010.Konsorsium LPI juga menyatakan sudah beberapa kali mencoba berkoordinasi
dan meminta izin kepada PSSI, namun PSSI bersikap menutup diri terhadap
penyelenggaraan LPI. PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI
melawan hukum, namun tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak
merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",
"tarkam", dan "banci." LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan
OlahragaAndi Mallarangeng. Dengan
dibentuknya Komite Normalisasi (KN) oleh FIFA, KN memutuskan PSSI membawahi
kompetisi tersebut di bawah PSSI dan LPI secara resmi diakui PSSI sebagai liga
yg berjalan di bawah pengawasan PSSI.
Sanksi
PSSI
PSSI mengancam menghukum berat semua
klub, pemain, dan perangkat pertandingan yang terlibat di liga ini. Di antara
ancaman yang dilontarkan PSSI, klub Liga Super Indonesia yang
terlibat LPI akan didegradasi ke divisi satu. dan
diminta mengembalikan aset-aset PSSI. Empat klub LPI yang diancam menyatakan
tidak takut dengan ancaman PSSI tersebut.
Pemain yang terlibat LPI juga
diancam tidak dapat memperkuat timnas.Keputusan
tersebut ditentang oleh beberapa pihak, termasuk Menpora, Anggota Komisi X DPR RIAngelina
Sondakh, dan Wakil Ketua DPR Pramono Anung. Meski PSSI
mengeluarkan ancaman tersebut, Badan Tim Nasional tetap memanggil beberapa
pemain dari klub-klub anggota LPI untuk seleksi timnas U-23 yang disiapkan
untuk Sea Games 2011 dan
kualifikasi Olimpiade 2012.
Pelatih timnas Indonesia Alfred
Riedl juga menyatakan tidak akan memanggil pemain yang
bermain di LPI dengan alasan "pemain yang tampil di kompetisi yang tidak
diakui oleh FIFA, tidak bisa
tampil di timnas." Padahal statuta FIFA hanya menyatakan bahwa
"setiap orang yang memegang kewarganegaraan permanen yang tidak tergantung
pada masa tinggal di negara tertentu memenuhi syarat untuk bermain mewakili tim
nasional asosiasi negara itu."
Tidak cukup dengan klub dan pemain,
pelatih klub-klub LPI diancam dicabut lisensinya.Selain itu, PSSI juga
mengancam wasit yang terlibat dalam penyelenggaraan LPI dengan sanksi FIFA dan
pencabutan lisensi.
Izin
penyelenggaraan pertandingan
Pertandingan perdana di Stadion ManahanSolo antara Solo FC melawan Persema hampir
tidak dapat dilangsungkan karena tidak mendapat izin dari Polri. Menurut UU,
segala macam acara yang berpotensi pada kericuhan massa harus mendapat izin
tertulis dari Polri, termasuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola. Polri
beralasan mereka tidak dapat memberi izin pertandingan LPI karena PSSI tidak
memberikan rekomendasi. Desakan publik membuat Menpora mengadakan mediasi
dengan mengundang PSSI, LPI, dan Polri, akan tetapi tidak satu pun perwakilan
PSSI hadir di pertemuan tersebut. Menpora kemudian menyatakan penyelenggaraan
LPI tidak membutuhkan izin PSSI, melainkan hanya membutuhkan izin Badan
Olahraga Profesional Indonesia. Polri akhirnya memberikan izin
pertandingan setelah BOPI memberikan rekomendasi. Belakangan diketahui bahwa
PSSI cabang Kota Solo yang diketuai oleh F.X. Hadi Rudyatmo (sekaligus
ketua Persis
Solo) memberikan rekomendasi kepada Polresta Surakarta
untuk memberikan izin pertandingan LPI, meskipun hal tersebut bertentangan
dengan pengurus PSSI pusat.
Pada
Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang
oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI
dan dianggap ilegal. Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa
LPI melawan hukum, organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa
mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi
ecek-ecek", "tarkam",dan "banci." LPI akhirnya
mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri
Pemuda dan OlahragaAndi Mallarangeng.Klub anggota yang keluar dari kompetisi
PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasi dan tidak
diundang dalam Munas PSSI.Padahal klub-klub tersebut hanya mengundurkan diri
dari Liga Super Indonesia dan bukan dari keanggotaan PSSI, sehingga masih
memiliki hak suara dalam kongres.Selain itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan
keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus
melalui kongres dan disetujui minimal 3/4 anggota yang hadir.
Kisruh dan pembentukan komite normalisasi
Kisruh di
PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI.Ketua Umum Nurdin Halid
melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal 26 Maret2011 di Pekanbaru, Riau, masalah
kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan
cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak
berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara.
Pada 1 April
2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan
mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin
Halid. Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak
dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya
mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4
orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum
sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari2011. Selanjutnya, FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai
Ketua Komite Normalisasi PSSI.
Setelah
melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres
tanggal 20 Mei2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli
2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Pemecatan Alfred Riedl
Pemecatan
dan penunggakan gaji Alfred Riedl
menimbulakan hal yang kontroversial karena pihak PSSI mengaku bahwa Alfred
Riedl dikontrak oleh Nirwan Bakrie dan bukan oleh PSSI akan tetapi Alfred Riedl
membantah hal tersebut dan membawa persoalan ini ke FIFA dan kasus ini belum terselesaikan.
Kisruh Indonesian Premier League
Setelah
berganti kepengurusan Ketua umum PSSI dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin Husin dimulai era
kompetisi baru.Dalam pembentukan IPL banyak masalah yang terjadi karena
aturan-aturan yang ditetapkan oleh PSSI.Pembentukan IPL mendapat tekanan dari 12 klub sepak
bola atau kelompok 14 karena kompetisi berjumlah 24 klub dan 6 klub diantaranya
langsung menjadi klub IPL. Namun, PSSI meyakinkan bahwa untuk memenuhi standard
kompetisi profesional AFC, klasemen musim sebelumnya (musim 2010/2011)
dihapuskan.Sebagai gantinya, yang dilihat adalah poin tertinggi dalam
verifikasi tentang profesionalisme klub Indonesia. Akan tetapi dengan adanya
IPL indonesia terhindar dari sangsi AFc
KESIMPULAN&
SARAN
KESIMPULAN
Jika kedaua pihak pssi atau kpsi
tetap dengan pendiriannya masing-masing dan tidak ada yang mengalah masalah ini
tidak akan selesai, harus ada yang mengalah dari keduabelah pihak tersebut.
SARAN
Jika kedua belah pihak pssi atau
kpsi tidak ada yang mau mengalah pemerintah harus turun tangan dalam masalah
ini meskipun akan terkena sanksi jika pemerintah melakukan intevensi terhadap
pssi, menurut kami lebih baik terkena skorsing 6 bulan sampai 1 tahun dan kita
benahi perspakbolaan di indoneisa ini sehingga kedepan sepak bola Indonesia
lebih baik lagi dari sekarang.
Sumber:
Penggunaan Bahan Bakar Subsidi oleh Golongan Orang Kaya

Pendahuluan
Program
subsidi bahan bakar minyak (BBM) dari pemerintah ditujukan untuk masyarakat
golongan kurang mampu. Program ini bertujuan untuk membantu golongan masyarakat
yang kurang mampu agar dapat membayar produk atau jasa dengan tarif di bawah
hatga pasar. Sasaran dari program subsidi BBM adalah orang-orang yang kurang
mampu.
Permasalahan
Program subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang semula ditujukan kepada
orang-orang yang tidak mampu ternyata salah sasaran. Banyak sekali golongan
orang-orang mampu bahkan golongan orang-orang kaya yang mengisi kendaraan mewah
mereka dengan bahan bakar jenis premium yang disubsidi. Bagaimanakah dampak
dari tindakan yang dilakukan oleh golongan orang-orang kaya yang mengisi
kendaraannya dengan bahan bakar bersubsidi?
Subsidi adalah adalah
bantuan keuangan yang diberikan oleh suatu badan kepada rakyat atau sebuah
bentuk usaha. Dalam hal ini badan yang dimaksud adalah pemerintah. Subsidi BBM adalah proses subsidi
pada bahan bakar minyak yang diperuntukkan kepada rakyat yang kurang mampu.
Jenis bahan bakar yang disubsidi oleh pemerintah adalah bahan bakar minyak
jenis premium.
Tidak semua golongan masyarakat berhak mengisi bahan bakar kendaraannya
menggunakan bahan bersubsidi. Golongan masyarakat yang berhak mengisi
kendaraannya memakai premium antara lain :
1. Golongan Masyarakat yang
Memiliki Usaha Mikro dan Menengah
Kriteria Golongan ini adalah masyarakat yang memiliki usaha mikro dan menengah yang menggunakan Mesin-mesin perkakas yang memiliki motor penggerak dengan bahan bakar bensin untuk keperluan usaha mikro yang verifikasi dan surat rekomendasi dari Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota yang membidangi usaha mikro
Kriteria Golongan ini adalah masyarakat yang memiliki usaha mikro dan menengah yang menggunakan Mesin-mesin perkakas yang memiliki motor penggerak dengan bahan bakar bensin untuk keperluan usaha mikro yang verifikasi dan surat rekomendasi dari Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota yang membidangi usaha mikro
2. Golongan Masyarakat yang
Memiliki Usaha Perikanan
Kriteria dari golongan masyarakat ini adalah nelayan
kecil dan pembudidaya ikan skala kecil dengan
verifikasi dan surat rekomendasi dari Kepala SKPD Kabupaten/Kota yang
membidangi perikanan.
3. Golongan Masyarakat yang
Memiliki Usaha Pertanian
Kriteria dari golongan ini adalah
petani/kelompok tani/Usaha Pelayanan Jasa Alat (UPJA) mesin pertanian yang
melakukan usaha pertanian tanaman pangan, holtikultura perkebunan dengan luas maksimal
2 hektare dan peternakan yang menggunakan mesin pertanian dengan verifikasi dan
rekomendasi dari lurah/kepala desa/ Kepala SKPD yang membidangi
pertanian.
4. Transportasi
Contoh dari
transportasi yang berhak memakai bahan bakar bersubsidi antara lain :
- Sepeda motor
- Kendaraan umum
- Mobil ambulance, truk sampah, dan
mobil pemadam kebakaran
Akan tetapi
keadaan di lapangan tidak sesuai dengan sasaran program subsidi pemerintah.
Bahan bakar bersubsidi banyak dipakai oleh golongan orang-orang kaya yang
sering bepergian menggunakan kendaraan mewah. Golongan masyarakat tersebut
seharusnya tidak berhak memakai bahan bakar bersubsidi tetapi golongan
masyarakat tersebut masih mengisi bahan bakar kendaraan mewah mereka dengan
bahan bakar bersubsidi.
Pemakaian BBM bersubsidi oleh golongan masyarakat kaya membuat golongan
masyarakat kurang mampu banyak yang tidak dapat memakai premium karena
keterbatasan jumlah bahan bakar yang bersubsidi. Padahal yang berhak memakai
bahan bakar subsidi adalah golongan masyarakat yang kurang mampu. Oleh sebab
itu golongan masyarakat kaya hendaknya menggunakan bahan bakar nonsubsidi agar
golongan kurang mampu bisa menikmati bahan bakar yang disubsidi pemerintah.
Selain itu golongan masyarakat kaya hendaknya menanamkan rasa malu jika
menggunakan bahan bakar bersubsidi untuk mengisi bahan bakar kendaraan mewahnya
Kesimpulan
Masalah
subsidi bahan bakar minyak (BBM) merupakan masalah yang terkait dengan golongan
masyarakat karena tidak semua golongan masyarakat berhak menggunakan bahan
bakar bersubsidi. Penggunaan bahan bakar bersubsidi yang dilakukan oleh
golongan masyarakat kaya untuk mengisi bahan bakar kendaraan mewah dapat
menyebabkan golongan masyarakat kurang mampu tidak dapat menikmati bahan bakar
bersubsidi yang merupakan hak mereka. Oleh sebab itu golongan masyarakat kaya
hendaknya mengisi bahan bakar kendaraan mewah dengan bahan bakar non subsidi
atau bisa juga naik kendaraan umum untuk bepergian.
Sumber
Perbedaan masalah-masalah sosial yang ada di kota
dan desa

Masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan
antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah
sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb
Perbedaan antara
desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994),
per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu
desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat
membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua
sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral Kolektivisme
|
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri
dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan
fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
Individualisme
|
Contoh Masalah
Sosial yang terjadi pada Masyarakat Perkotaan
- Jumlah penduduk yang begitu besar
Jumlah
penduduk Indonesia sangat banyak. Indonesia menduduki urutan keempat negara
terbanyak jumlah penduduk setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah
penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 adalah 205,8 juta
jiwa.
- Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Jumlah
penduduk Indonesia sudah sangat banyak. Jumlah ini akan terus bertambah karena
pertumbuhan jumlah penduduk juga tinggi. Hal ini disebabkan oleh angka
kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian.
- Kualitas penduduk rendah
Indonesia
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini mempengaruhi kualitas atau mutu
penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang memiliki keahlian dan
keterampilan dalam bekerja. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan
mendapatkan pekerjaan yang bagus.
- Rendahnya pendapatan per kapita
Pendapatan
per kapita artinya rata-rata pendapatan penduduk setiap tahun. Pendapatan per
kapita penduduk Indonesia masih rendah. Remdahnya pendapatan per kapita rendah
berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat miskin.
- Tingginya tingkat ketergantungan
Penduduk
yang tidak tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif. Biasanya
penduduk yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau masih
anak-anak dan remaja. Mereka ini disebut usia nonproduktif. Penduduk
nonproduktif menggantungkan hidupnya pada penduduk produktif (bekerja). Karena
usia nonproduktif tinggi, maka tingkat ketergantungan di Indonesia cukup
tinggi.
Contoh Masalah
Sosial yang terjadi pada Masyarakat Perdesaan
Hubungan
sosial pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauh menyangkut
masalah-masalah pribadi, satu dengan yang lain mengenal secara rapat,
menghayati secara mendasar. Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk
kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari diwarnai dengan gotong
royong. Misalnya : mendirikan rumah, mengerjakan sawah, menggali sumur, maupun
melayat orang meninggal.
Namun
seiring perkembangan zaman, Kini proses solidaritas sosial dan tingkat
partisipasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Proses memudarnya ikatan
kerjasama itu disebabkan berbagai faktor, misalnya: masuknya nilai-nilai
kapitalisme, perubahan sosial budaya, migrasi, urbanisasi, dan lain-lain.
Selain itu
pada era globalisasi dan informasi telah terjadi perubahan pada berbagai aspek
yang mendorong keterbukaan pada hampir di semua aspek dan sistem kehidupan
manusia, termasuk pada masyarakat desa. Pengaruh globalisasi ini antara
lain menyebabkan terbentuknya masyarakat desa transisi. Masyarakat desa
transisi merupakan masyarakat yang di dalamnya terdapat masyarakat asli yang sudah
secara turun temurun tinggal di desa tersebut dan masyarakat pendatang yang
baru bertempat tinggal di desa tersebut.
Salah satu
potensi konflik yang terjadi pada masyarakat desa secara langsung dan terbuka
adalah antara warga dusun (masyarakat kampung) dengan warga perumahan
(masyarakat pendatang) sebagai masyarakat desa transisi. Beragamnya
masalah konflik yang timbul mulai dari masalah yang sepele, saling mengejek
antar pemuda, sampai persoalan perbedaan pendapat dan pandangan antar warga.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang manusia hendaknya kita mengetahui bahwa Allah SWT
menciptakan makhluk - makhluk nya untuk saling
membantu.Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan
pentingnya bermasyarakat karena manusia adalah makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya
manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok
atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri
dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup
bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk
sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan
berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian dari individu ?
2.
Apa
pengertian dari pertumbuhan ?
3.
Apa saja
faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ?
4.
Apa
pengertian dari fungsi keluarga ?
5.
Apa saja
macam – macam fungsi keluarga ?
6.
Apa
pengertian dari keluarga ?
7.
Apa
pengertian dari masyarakat ?
8.
Apa saja
golongan – golongan masyarakat ?
9.
Apa
perbedaan antara keluarga masyarakat industri dengan masyarakat non industri ?
10. Apa makna dari individu ?
11. Apa makna dari keluarga ?
12. Apa makna dari masyarakat ?
13. Apa hubungan antara individu,
keluarga dan masyarakat ?
14. Apa pengertian dari urbanisasi ?
15. Bagaimana proses urbanisasi ?
C.
TUJUAN
·
Untuk
mengetahui pengertian individu
·
Untuk
mengetahui pengertian pengertian
pertumbuhan
·
Untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
·
Untuk
mengetahui pengertian fungsi keluarga
·
Untuk
mengetahui macam – macam fungsi keluarga
·
Untuk mengetahui
pengertian keluarga
·
Untuk
mengetahui pengertian masyarakat
·
Untuk
mengetahui golongan – golongan masyarakat
·
Untuk
mengetahui perbedaan antara keluarga masyarakat industri dengan masyarakat non
industri
·
Untuk mengetahui
makna dari individu
·
Untuk
mengetahui makna dari keluarga
·
Untuk
mengetahui makna dari masyarakat
·
Untuk
mengetahui hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat
·
Untuk
mengetahui pengertian dari urbanisasi
·
Untuk
mengetahui proses urbanisasi
PEMBAHASAN
1. PERTUMBUHAN INDIVIDU
a. Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu
“individium” yang artinya “tidak terbagi”.Dalam ilmu sosial paham individu,
menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan
dalam pergaulan hidup manusia.Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.Maka dapat
disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau
spesifik dalam kepribadiannya.Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu
aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.Dimana aspek
aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak
aspek lainnya.
Berikut pengertian Individu menurut para ahli :
1. Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin),
yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Individu menurut konsep
Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.Individu sebagai mahkluk
ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
· Raga, merupakan bentuk
jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan
yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
· Rasa, merupakan
perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam
semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
· Rasio atau akal
pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
· Rukun atau pergaulan
hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu
sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat
membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut
masyarakat.
2. Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
b. Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia
yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir
batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa
raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri.Walaupun terdapat perbedaan
pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu
perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa.Timbul berbagai
pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang
menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah
proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian.
Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat
dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan
pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari
pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations
maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan
sensation.
Menurut aliran
psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses
diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai
arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu
ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia
dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran
sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga
sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan:
1. Pendirian Nativistik.
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu
semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
2. Pendirian Empiristik
dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik,
mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada
lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3. Pendirian konvergensi
dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan
individu berdasarkan psikologi
1. Masa vital yaitu dari
usia 0 sampai kira-kira 2 tahun.
2. Masa estetik dari umur
kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
3. Masa intelektual dari
kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
4. Masa sosial, kira-kira
umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
2. FUNGSI KELUARGA
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan
atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Berikut macam – macam fungsi keluarga :
A. Fungsi Secara Biologis
· Untuk Meneruskan
Keturunan.
· Memelihara dan
membesarkan anak.
· Merawat dan
membesarkan anak dan anggota keluarga
B. Fungsi Secara Psikologis
· Memberikan rasa aman
dan nyaman kepada anggota keluarga.
· Memberikan perhatian
untuk anggota keluarga.
· Membina kepribadian.
· Memberikan identitas
keluarga.
C. Fungsi Sosialisasi
· Mengajarkan
sosialisasi kepada anak.
· Membentuk norma-norma
yang baik kepada anak.
· Meneruskan nilai-nilai
budaya.
D. Fungsi Secara Ekonomi
· Mencari sumber-sumber
penghasilan untuk keluarga.
· Pengaturan penggunaan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
· Menabung untuk
memenuhi kebutuhan anak di masa depan,sebagai jaminan hari tua.
E. Fungsi Secara Pendidikan
· Menyekolahkan anak
untuk memberikan pengetahuan,keterampilan, dan membentuk anak sesuai dengan
minat dan bakat yang dimilikinya.
· Mempersiapkan anak
untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan anak untuk memenuhi perannya
sebagai orang dewasa.
· Mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
3. INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT
a. Keluarga
Keluarga adalah satuan masyarakat terkecil
yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial
yang di tandai dengan adanya kerjasama dan kegiatan – kegiatan ekonomi.
Berikut beberapa pengertian keluarga menurut para ahli :
1. Duvall dan Logan ( 1986
) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya (
1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan
RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b. Masyarakat
Berikut ini adalah
beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia :
a. Menurut
Selo Sumarjan (1974), Masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
b. Menurut
Koentjaraningrat (1994), Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968), Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
c. Menurut Ralph Linton (1968), Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
d.
Menurut Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita
suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim, Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
e. Menurut Emile Durkheim, Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
c. Golongan – Golongan
Masyarakat
1) Multikulturalisme dan Kesederajatan
Multikulturalisme adalah sebuah
ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan
kebudayaan. Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung
kebudayaan, baik secara individual maupun secara kelompok, dan terutama ditujukan
terhadap golongan sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan
umur. Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling
mendukung dengan proses-proses demokratisasi, yang pada
dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam
berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti atau masyarakat setempat.
2) Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk terbentuk
dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional,
yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam
wadah negara.
d. Perbedaan Masyarakat Industri dan Masyarakat
Non Industri
1) Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa ,
kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group)
dan kelompok sekunder (secondary group).
(a) Kelompok primer
(a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.Di karenakan para anggota
kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat,
lebih akrab. Dalam kelompok-kelompok
primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja
atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak
secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para
anggota dan berlangsung atas dasar r rasa simpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling
hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena yaitu, sifat interaksi,
pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga
mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma
tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta
konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis
seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
2) Masyarakat Industri
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja
sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf
perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf
klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang
berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 :
190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri.Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas - batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualism.
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri.Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas - batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualism.
4. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA
DAN MASYARAKAT
Makna Individu
: manusia sebagai makhluk individu yang dapat mengalami
kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa
raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja.
Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan,
karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Makna Keluarga : makna keluarga termasuk
juga dengan pengertian keluarga yg
saya ketahui seperti berikut yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak serta beberapa orang
lain yang masih terikat dalam hubungan darah dan saling ketergantungan atau
membutuhkan satu sama lain.
Makna Masyarakat : makna masyarakat
merupakan istilah yang digunakan untuk
menerangkan suatu komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Dapat juga dikatakan bahwa masyarakat merupakan jaringan
perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang
itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Hubungan individu-masyarakat yaitu bahwa hidup
bermasyarakat adalah ciptaan dan usaha manusia sendiri. Manusia berkeluarga, ia
berkelompok. Selalu membuat sesuatu dan berbuat.Keluarga, kelompok, masyarakat
dan negara tidak merupakan kesatuan-kesatuan yang berdiri di luar.Mereka ada
usaha manusia, yang terus dipertahankan, dipelihara, ditunjang, atau apabila
perlu-diubahkan atau diganti oleh manusia.Mereka adalah bagian hidupnya.Mereka
adalah bentuk perilaku yang tergantung dari dia. Hidup bermasyarakat yang
diusahakan dan diciptakan sendiri, bertujuan untuk memungkinkan perkembangannya
sebagai manusia.Sebab tanpa masyarakat tidak ada hidup individual yang
manusiawi.Jadi manusia sekaligus membentuk dan dibentuk oleh hasil karyanya
sendiri, yaitu masyarakat. Manusia tidak bebas dalam arti bahwa ia bebas
memilih antara hidup sendiri atau hidup berbagai dengan orang lain. Ia harus hidup
berbagai agar tidak hancur. Tetapi cara dan bentuk hidup berbagai itu
ditentukannya dengan bebas. Tidak ada satu pola kebudayaan yang mutlak dan
universal.Jadi ada relasi timbal balik antara individu. Di satu pihak individu
ikut membentuk dan menegakkan masyarakat, dan ia bertanggungjawab. Di lain
pihak masyarakat menghidupi individu dan oleh karenanya bersifat mengikat bagi
dia.
5. URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk
dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang
cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa
dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Proses terjadi Urbanisasi :
Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera
mungkin meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal
ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan
akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data
memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian yang
lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan
sebaliknya.Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di
atas 75 persen.Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini.Tingkat
urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja.
Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang
berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada
penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi
biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan
sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatunegara atau wilayah
terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan
keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir
mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap individu,
keluarga dan masyarakat memiliki hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan
yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen
tersebut.Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan
masyarakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak
dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan
dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.Dan
barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan
sosialnya yaitu masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
·
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/01/05/094753/1062996/471/menangkal-krisis-dengan-kejujuran
· Sumber : http://www.rendzhimaru.net/ilmu-sosial-dasar-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar